Sabtu, 10 September 2011

indonesia.... data


Hati-hati dengan maraknya isu-isu yang negatip tentang BIP 45, dengan mengatasnamakan BIP 45 memberikan janji-janji dan harapan, serta meminta uang dalam jumlah besar. Maka kami himbau kepada masyarakat untuk tidak terpancing dan terpengaruh oleh BIP 45 seperti ini (bip-45.tripod.com ). Karena BIP 45 ini hanya sebuah Lembaga Swadaya Masyarakat(LSM), Lambangnya Burung garuda yang menengok ke kiri, yang mengartikan Intelligency sebagai Intelijensia atau kecerdasan, pimpinannya Prof. KGPH. Munandar Wijadja Kusuma,KHK adalah masuk dalam DPO, mempunyai cabang dan anggotanya berjumlah hampir mencapai ribuan tersebar diseluruh desa di Indonesia dan anggotanya berseragam hitam-hitam serupa tapi tidak sama dengan BIP 45 yang asli Intelijen murni . Blog ini milik BIP 45 yang asli Intelijen murni tidak pernah merekrut anggota seperti LSM dalam jumlah besar. BIP 45 yang asli Intelijen murni bergerak secara rahasia jumlah anggotanya terseleksi sangat ketat dan tidak mempunyai cabang, serta tidak pernah memberikan janji-janji dan meminta uang. BIP 45 yang asli Intelijen murni adalah wadah perjuangan tanpa pamrih pimpinannya Jenderal TNI Hario Budiono. Lambangnya Garuda menghadap kedepan dan ditengahnya ada Trisula selalu berdampingan dengan Lambang United Nations ini tanda sebagai BIP 45 asli Intelijen murni.

Monday, April 27, 2009

BADAN INTELIJEN PEJUANG 1945


PRESIDENT SOEKARNO DAN MAO TSE TUNG 1957


H.R.H KING ALLEN W.W NEOH BERSAMA UNITED NATIONS

ADITYO BAMBANG MATARAM BERSAMA H.R.H KING ALLEN W.W NEOH

=============================================
SEBUAH SEJARAH YANG MURNI



1964 pertemuan Dua raksasa Jenderal TNI AM (Anak Marhaen) Hanafi yang mewakili Presiden Soekarno Panglima Perang dari Dunia ke Tiga, dan Perdana Menteri Cuba Fidel Castro (Pelopor Kekuatan Angin Taupan Revolusioner yang menantang Kekuatan-kekuatan Barat sejak 1959. Adityo BM Hanafi mengarungi semua kejadian-kejadian ini laksana Kapal Tempur yang mengarungi gelombang maha dahsyat, pada era pergolakan tahun "60an" dalam menjalankan Amanah The Holly Triangle.

19 Desember 1963. Beberapa minggu sebelum menjalankan misi sebagai Duta Besar RI di Cuba. Presiden Soekarno berfoto dengan Keluarga Jenderal TNI . AM Hanafi. Kedua matanya bersinar bagaikan dua matahari yang memancarkan panas menyilaukan mata di dalam satu kesatuan langit dan bumi seperti Indonesia dan Cuba. Debu pertempuran beterbangan di Asia Tenggara Dua Kekuatan Raksasa saling berhadap-hadapan antara Kekuatan Barat dan Kekuatan The New Emerging Forces yang diilhami oleh Spirit Konferensi Bandung 1955 dipimpin oleh Presiden Soekarno, yang pada saat tahun "60an" menantang dan bertempur melawan Barat dalam satu pertempuran tanpa ampun, bagaikan Dua Naga berebut Mustika.
Dari kiri ke kanan, Adityo BM Hanafi, Diaz Hanafi, AM Hanafi, Presiden Soekarno, Soekendah Hanafi ( Ibunda Adityo Hanafi ) , Nuri dan Yanti Hanafi.
1964. Pahlawan Legendaris Che Guevara memberikan Kehormatan kepada Duta Besar RI Jenderal TNI AM Hanafi dan istri di dalam satu resepsi yang diorganisir oleh Jenderal TNI AM Hanafi di Hotel Habana Riviera.

Pada saat rileks di tengah-tengah ketegangan dunia tahun 1960 Bung Karno dikelilingi oleh pemimpin-pemimpin Revolusi Cuba sambil bergurau. Nampak Dua Raksasa Revolusioner Fidel Castro memakai topinya Bung Karno, dan sebaliknya Bung Karno memakai topi petnya Fidel castro.


Cuba 1963. Di dalam kunjungannya Bung Karno ke Cuba adalah untuk mempererat pertalian Asia-Afrika-Amerika Latin . Presiden Soekarno disambut oleh Pemimpin Revolusi Cuba Fidel Castro terlihat disini Presiden Soekarno(Bung Karno) sedang memberikan amanah salah-satunya mengenai Dana-dana Revolusi yang dialokasikan juga untuk Cuba dalam rangka melawan Imperialisme Amerika. Perdana Menteri Cuba Fidel Castro dan Presiden Cuba Oswaldo Dorticos. Dalam pada saat itu Presiden Soekarno juga menyinggung tentang Jaminan Emas dari Indonesia atas nama Soekarno sebanyak 97 milyar US Dollar untuk dirunding bersama DUBES Jenderal AM Hanafi dan Fidel Castro dalam rangka mengkondisikan Imperialisme Amerika yang mengancam Perdamaian di Asia Tenggara.

Maret 1966. Jenderal TNI AM hanafi dan Adityo BM Hanafi di Teluk Amsterdam beberapa hari sebelum sampai di Havana. Keduanya baru saja meninggalkan Indonesia. Yang mana pada tanggal 13 Maret 1966 Jenderal TNI AM Hanafi mendorong Presiden Soekarno dan Jenderal KKo Angkatan Laut Hartono di Istana Bogor untuk memukul balik Kekuatan Jenderal Suharto. Presiden Soekarno pada saat itu masih mempunyai Kekuatan Besar, baik Masa maupun Angkatan Bersenjata tapi Bung Karno tidak terpancing untuk berperang. Pada akhirnya Jenderal KKo AL Hartono dibunuh oleh Kolonel Neklani dari CPM atas perintah Jenderal Suharto.

PELAKU SEJARAH SAKSI SEJARAH
Badan Intelijen Pejuang 1945 BIP 45 adalah sebuah organisasi independent, dan sebagai wadah para pejuang mulai dari 1945 sampai sekarang, para anggotanya terdiri dari orang-orang profesional di bidangnya masing-masing. Para pejuang ini sampai detik ini berjuang Merdeka atau Mati, karena selama Indonesia masih belum Merdeka 100 % atau masih dijajah oleh ketamakan dan kerakusan para pemimpin yang menghianati para pelaku sejarah dan saksi sejarah, yang hidup bersenang-senang di atas mayat-mayat para pahlawan bangsa. Mereka tidak akan pernah mati.

Mereka bergerak atas Komado Pemimpin Tertinggi Alamsemesta yaitu Tuhan Yang Maha Esa, maka perjuangannya murni karena Lillahi Ta'ala,( semata-mata hanya kehendak Tuhan Yang Maha Esa, bukan kehendak pribadi , jabatan, nama besar, pangkat, kekayaan, dll ) tapi yang ada dibenaknya Merdeka atau Mati.

Disinilah berkumpulnya para pelaku dan saksi sejarah bangsa Indonesia yang murni, tanpa rekayasa fakta sejarah, karena para pelaku dan saksi sejarah adalah kunci legalitas yang abadi. Dari merekalah sejarah bangsa Indonesia yang murni dapat dipertahankan dan dipertanggungjawabkan dihadapan Sang Maha Penguasa Alam semesta yaitu Tuhan Yang Maha Esa.

Dan perlu khalayak ramai ketahui bahwa , sesungguhnya para pelaku dan saksi sejarah masih hidup dan sangat banyak jumlahnya mereka berpencar di seluruh dunia. Mereka mempunyai ilmu yang tidak dimiliki oleh manusia yang hidup di jaman sekarang.

Sebab baginya legalitas dari tulisan manusia bisa dibeli dan rekayasa, tetapi legalitas dari pelaku dan saksi sejarah tidak bisa dibeli taruhannya nyawa dan perjuangan tanpa pamrih.

Pada tanggal 28 Januari 2010. Deklarasi King Allen Neoh Weng Wah bersama PBB (United Nations ) telah ber dklarasi tentang Raja dari Timur (King of Borneo )
http://aacraa.net/EN/MemberRegistry.php
JENDERAL KING ALLEN NEOH (OWNER EMAS DINASTY KERAJAAN MONGOLIA KHUBILAI KHAN, JENGIS KHAN ), UNITED NATIONS TELAH MEMBERIKAN LEGALITAS SEBAGAI RAJA BORNEO, SULU, MINDANAO

SEJARAH MONGOLIA Jenghis Khan (bahasa Mongolia: Чингис Хаан), juga dieja Genghis Khan, Jinghis Khan, Chinghiz Khan, Chinggis Khan, Changaiz Khan, dll, nama asalnya Temüjin, juga dieja Temuchin atau TiemuZhen, (sek. 1162 - 18 Agustus 1227) adalah khan Mongol dan KETUA MILITER yang menyatukan bangsa Mongolia dan kemudian mendirikan Kekaisaran Mongolia dengan menaklukkan sebagian besar wilayah di Asia, termasuk utara Tiongkok (Dinasti Jin), Xia Barat, Asia Tengah, Persia, dan Mongolia. Penggantinya akan meluaskan penguasaan Mongolia menjadi kekaisaran terluas dalam sejarah manusia. Dia merupakan kakek Kubilai Khan, pemerintah Tiongkok bagi Dinasti Yuan di China.



SEJARAH MAJAPAHIT DAN MONGOLIA
Aliansi Raden Wijaya Dengan Pasukan Kubilai Khan Dan Hancurnya Jayakatwang

Armada kapal kerajaan Mongol selebihnya dipimpin langsung oleh Shih Pi memasuki Jawa dari arah sungai Sedayu dan Kali Mas. Setelah mendarat di Jawa, ia menugaskan Ike Mese dan Kau Hsing untuk memimpin pasukan darat. Beberapa panglima “pasukan 10.000-an” turut mendampingi mereka. Sebelumnya, tiga orang pejabat tinggi diberangkatkan menggunakan ‘kapal cepat’ menuju ke Majapahit setelah mendengar bahwa pasukan Raden Wijaya ingin bergabung tetapi tidak bisa meninggalkan pasukannya. Melihat keuntungan memperoleh bantuan dari dalam, pasukan Majapahit ini kemudian dijadikan bagian dari bala tentara kerajaan bangsa Mongol.

Untuk mempermudah gerakan bala tentara asing ini, Raden Wijaya memberi kebebasan untuk menggunakan pelabuhan-pelabuhan yang ada di bawah kekuasaannya dan bahkan memberikan panduan untuk mencapai Daha, ibukota Singasari. Ia juga memberikan peta wilayah Singsari kepada Shih Pi yang sangat bermanfaat dalam menyusun strategi perang menghancurkan Jayakatwang.

Selain Majapahit, beberapa kerajaan kecil (mungkin setingkat provinsi di masa sekarang) turut bergabung dengan orang-orang Mongol sehingga menambah besar kekuatan militer yang memang sudah sangat kuat ketika berangkat dari Cina. Persengkongkolan ini terwujud sebagai ungkapan rasa tidak suka mereka terhadap raja Jayakatwang yang telah membunuh Kartanegara melalui sebuah kudeta yang keji.

Pada bulan ketiga tahun 1293, setelah seluruh pasukan berkumpul di mulut sungai Kali Mas, penyerbuan ke kerajaan Singasari mulai dilancarkan. Kekuatan kerajaan Singasari di sungai tersebut dapat dilumpuhkan, lebih dari 100 kapal berdekorasi kepala raksasa dapat disita karena seluruh prajurit dan pejabat yang mempertahankannya melarikan diri untuk bergabung Peperangan besar baru terjadi pada hari ke-15, bila dihitung semenjak pasukan Mongol mendarat dan membangun kekuatan di muara Kali Mas, di mana bala tentara gabungan Mongol dengan Raden Wijaya berhasil mengalahkan pasukan Singasari. Kekalahan ini menyebabkan sisa pasukan kembali melarikan diri untuk berkumpul di Daha, ibukota Singasari. Pasukan Ike Mese, Kau Hsing, dan Raden wijaya melakukan pengejaran dan berhasil memasuki Daha beberapa hari kemudian. Pada hari ke-19 terjadi peperangan yang sangat menentukan bagi kerajaan Singasari.

Dilindungi oleh lebih dari 10.000 pasukan raja Jayakatwang berusaha memenangkan pertempuran mulai dari pagi hingga siang hari. Dalam peperangan ini dikatakan bahwa pasukan Mongol menggunakan meriam yang pada zaman itu masih tergolong langka di dunia.
Terjadi tiga kali pertempuran besar antara kedua kekuatan yang berseteru ini di keempat arah kota dan dimenangkan oleh pihak para penyerbu. Pasukan Singasari terpecah dua, sebagian menuju sungai dan tenggelam di sana karena dihadang oleh orang-orang Mongol, sedang sebagian lagi sebanyak lebih kurang 5.000 dalam keadaan panik akhirnya terbunuh setelah bertempur dengan tentara gabungan Mongol-Majapahit. Salah seorang anak Jayakatwang yang melarikan diri ke perbukitan di sekitar ibukota dapat ditangkap dan ditawan oleh pasukan Kau Hsing berkekuatan seribu orang.

Jayakatwang menyadari kekalahannya, ia mundur dan bertahan di dalam kota yang dikelilingi benteng. Pada sore harinya ia memutuskan keluar dan menyerah karena tidak melihat kemungkinan untuk mampu bertahan. Kemenangan pasukan gabungan ini menyenangkan bangsa Mongol. Seluruh anggota keluarga raja dan pejabat tinggi Singasari berikut anak-anak mereka ditahan oleh bangsa Mongol.
Serangan Balik Raden Wijaya
Sejarah mencatat bahwa sebulan kemudian setelah penaklukan itu, Raden Wijaya memberontak dan membunuh 200 orang prajurit Mongol yang mengawalnya ke Majapahit untuk menyiapkan persembahakn kepada raja Kublai Khan. Adalah Sora dan Ranggalawe, dua panglima perang Majapahit yang sempat membantu orang-orang Mongol menjatuhkan Jayakatwang, melakukan penumpasan itu.

Setelah itu, dengan membawa pasukan yang lebih besar, Raden Wijaya menyerang balik orang-orang Mongol dan memaksa mereka keluar dari Pulau Jawa. Shih Pi dan Kau Hsing yang terpisah dari pasukannya itu harus melarikan diri sampai sejauh 300 li (± 130 kilometer), sebelum akhirnya dapat bergabung kembali dengan sisa pasukan yang menunggunya di pesisir utara. Dari sini ia berlayar selama 68 hari kembali ke Cina dan mendarat di Chuan-chou. Kekekalahan bala tentara Mongol oleh orang-orang Jawa hingga kini tetap dikenang dalam sejarah Mongol. Sebelumnya mereka nyaris tidak pernah kalah di dalam peperangan melawan bangsa mana pun di dunia.
Menjelang akhir bulan Maret, yaitu di hari ke-24, seluruh pasukan Mongol kembali ke negara asalnya dengan membawa tawanan para bangsawan Singasari ke Cina beserta ribuan hadiah bagi kaisar. Sebelum berangkat mereka menghukum mati Jayakatwang dan anaknya sebagai ungkapan rasa kesal atas ‘pemberontakan’ Raden Wijaya. Kitab Pararaton memberikan keterangan yang kontradiktif, disebutkan bahwa Jayakatwang bukan mati dibunuh orang-orang Mongol melainkan oleh Raden Wijaya sendiri, tidak lama setelah ibukota kerajaan Singhasari berhasil dihancurkan.

Ternyata kegagalan Shih Pi menundukkan Jawa harus dibayar mahal olehnya. Ia menerima 17 kali cambukan atas perintah Kublai Khan, seluruh harta bendanya dirampas oleh kerajaan sebagai kompensasi atas peristiwa yang meredupkan kebesaran nama bangsa Mongol tersebut. Ia dipersalahkan atas tewasnya 3.000 lebih prajurit dalam ekspedisi menghukum Jawa tersebut.

Selain itu, peristiwa ini mencoreng wajah Kublai Khan karena untuk kedua kalinya dipermalukan orang-orang Jawa setelah raja Kartanegara melukai wajah Meng Chi. Namun sebagai raja yang tahu menghargai kesatriaan, tiga tahun kemudian nama baik Shih Pi direhabilitasi dan harta bendanya dikembalikan. Ia diberi hadiah jabatan tinggi dalam hirarkhi kerajaan Dinasti Yuan yang dinikmatinya sampai meninggal dalam usia 86 tahun. (referensi dihimpun dari berbagai artikel di internet dan buku 100 Tokoh yang Paling Berpengaruh Dalam Sejarah Dunia oleh Michael H. Hart)
ADITYO BAMBANG MATARAM HANAFI (GURU BESAR PENCAK SILAT PASUKAN KHUSUS SEGURIDAD DEL ESTADO FIDEL CASTRO DAN PASUKAN KHUSUS THE GREEN BARRET PERANCISV - LEGION ETRANGER)

PRESIDEN REPUBLIK PANTAI GADING LAURENT GBAGBO MENJAMU ADITYO BM HANAFI DALAM KUNJUNGANNYA KE PANTAI GADING, DITERIMA DAN DIHORMATI SEBAGAI TOKOH INDONESIA YANG DISEGANI DI DUNIA

Thursday, April 16, 2009

Thursday, March 19, 2009

Badan Intelijen Pejuang 1945

SEBUAH FAKTA SEJARAH YANG TIDAK PERNAH DIUNGKAP OLEH REZIM SUHARTO.

BIP 45 ( Badan Intelijen Pejuang 1945 ) telah bangkit kembali , berdasarkan aspirasi BIP 45 lama yang dikotori dan dikacaukan oleh elemen-elemen yang tidak bertanggungjawab selama masa kekuasaan ORBA Suharto dan Orde " Kebablasan Reformasi " Kemudian anggota-anggotanya diseleksi dan diperbaharui oleh Jenderal BRM. Hario Budiono, MA, bersama Adityo Bambang Mataram alias Alexandre Hanafi alias Adityo Hanafi adalah putra dari Jenderal A.M Hanafi pendiri Laskar Rakyat cikal bakal TNI. Jenderal A.M Hanafi pernah di era Bung Karno menjadi Menteri Pengerahan Tenaga Rakyat untuk Pembangunan .

Salah satu eksploitnya (prestasinya) yang terkenal adalah Pembangunan Jalan Saketi Malimping di Banten Selatan tahun 1957, yang seyogyanya atas perintah Bung Karno melacak kembali emas-emas Kerajaan yang berhamburan dan disembunyikan oleh Jepang disepanjang jalan Saketi Malimping. Misi ini atas perintah Bung Karno ditanda-tangani oleh KSAD Jenderal TNI A.H Nasution, yang mengikutsertakan Letnan Kolonel Ryacudu dan Kolonel Syafii Kobra"Jagoan Senen", ( yang pada saat Suharto berkuasa ditangkap dan disuntik mati). Sedangkan Kolonel Ryacudu yang mengawal A.M Hanafi di Saketi Malimping adalah tak lain dan tak bukan ayahanda dari Jenderal TNI Ryamizard Ryacudu. Jabatan terkhir Jenderal A.M Hanafi adalah sebagai Duta Besar RI untuk Cuba.

Setelah Jenderal BRM Hario Budiono dan Adityo Bambang Mataram mereformasi BIP 45 yang lama, dipilihlah Tokoh-tokoh Pejuang, Pelaku Sejarah dan Saksi Sejarah yang masih hidup, serta para tokoh yang pernah menghayati dan menjadi saksi didalam revolusinya Bung Karno, jaman penghianatan ORBA Suharto serta orde "Kebablasan Reformasi".

BIP 45 yang telah bangkit ini diresmikan didalam Sistem konstitusi United Nations dan didukung oleh simpatisan-simpatisan negara-negara Asia-Afrika antara lain (RRC, Rusia, Perancis dan beberapa negara Afrika). Dalam hal ini semangat dari RRC tidak lepas dari semangatnya Bung Karno, Ali Sostro Amidjojo , Mauzetung, Cho En Lay. Sedangkan Rusia juga tidak terlepas dari semangatnya Bung Karno, seperti Worosilov dengan pengikutnya yang setia yaitu Vladimir Putin yang sekarang dikenal sebagai Wakil Presiden Rusia. Demikian pula di Perancis semangat ini diikuti oleh pengikutnya Charles De Gaulle dan menyebar sampai ke Angkatan Bersenjata Perancis. Amerika pun membawa semangat ini yang diikuti oleh pengikut-pengikutnya Presiden USA John F Kennedy antara lain : Bill Clinton CS dan Barack Obama CS. Perjanjian Sukarno dan John F Kennedy tertera di dalam Charter " The Green Hilton Agreement, 1963" di Swiss.

Semangat ini diikuti juga oleh negara-negara Afrika yang merindukan Kejayaan Bung Karno dalam Era Konferensi Asia - Afrika di Bandung 1955, yang intinya adalah " The Declaration of Mankind's Value ", memperjuangkan Hak Hidup fdan Eksistensi dan Kebebasan Umat Manusia sedunia untuk mencapai sebuah Masyarakat Adil dan Makmur. Semua ini diolah dan dimanuver oleh Jenderal BRM. Hario Budiono,MA, dan Adityo Bambang Mataram untuk membentuk suatu Kekuatan Tiada Tanding, yang diibaratkan sebagai seekor Kuda Perang dan Benteng Pertahanan, dengan misi untuk mendobrak sistem " The Old Established Forces " nya Imperialisme dan Neo Koloniasme.Tujuan ini semua adalah untuk membentuk Masyarakat Adil dan Makmur, tanpa penghisapan manusia atas manusia, tanpa penghisapan bangsa atas bangsa.

Dasar bangkitnya BIP 45 ini diolah menjadi Mesin Pendobrak/Mesin Perang melawan kezoliman yang menginjak-injak Hak Azasi Manusia sedunia. Didalam Mesin Perang ini terdapat Strategi Bertempur/berperang yang Maha Ampuh berdasarkan Ilmu Persilatan dan Kebatinan Era Jaman Majapahit yang tidak terlepas dari Prinsip-prinsip "Trisandi Gajah Kencana" pada waktu berkuasanya Patih Gajah Mada yang berhasil menguasai dunia sampai ke Mandagaskar.

Filosofi dan cara berorganisasi ini melalui Ilmu persilatan dan Kebudayaan dikenal di dunia Barat dengan nama The Holly Triangle/Le Triangle Sacre/Segitiga Keramat http://www.letrianglesacre.co.nr http://www.blacktrianglesilat.com yang berkembang-pesat dengan cabang-cabang Pendidikan Silat antara lain : Pencak Silat Harimau Minangkabau, Pencak Silat Beringin Sakti, Black Triangle Silat, Palero Silat, dll. The Holly triangle ini diciptakan dari ide Guru Besar Adityo Bambang Mataram. Reputasinya menggemparkan di lima benua dan tujuh lautan .

Murid-muridnya tersebar luas dari ujung Amerika Latin Cuba, Eropa, Amerika Selatan sampai ke Afrika Barat dengan ditandai terbentuknya Komando Pasukan Khusus/Inti di Cuba yang terkenal dengan nama Seguridad Del Estado dari Komandan Fidel Castro , kemudian menyebar dan masuk ke Pasukan Khusus Perancis yang terkenal dengan nama The Green Barret ( Legion Etranger ). Sampai ke Pantai Gading Afrika, Kamerun dan Ghana.

The Holly Triangle ini disegani oleh seluruh Ilmu Bela Diri dari ujung ke ujung horizon dunia Barat . Sampai pada klimaksnya ditandai dengan ikut sertanya King Allen Neoh sebagai Raja Borneo Utara, Sulu dan Mindanao sebagai Owner Asset Dinasty Mongolia Khubilai Khan yang diakui oleh United Nations dan Bank Dunia. King Allen Neoh bergabung dengan Guru Besar Persilatan dan Kebatinan Era Majapahit yaitu Adityo Bambang Mataram trah dari Kerajaan Majapahit dan Mataram. Kemudian diikuti dengan hadirnya simpatisan-simpatisan dari China Daratan dan China Overseas serta Rusia dan Perancis. Kekuatan ini bergerak secara langsung maupun tidak langsung mengikutsertakan BIP 45 yang baru, sebagai poros yang penting.

Spirit/roh dari jiwa yang bergerak ini dikenal dengan nama The Hollytriangle atau Le Triangle Sacre atau Segitiga Keramat yang titik awalnya berpusat di Pulau Jawa menjurus ke Cuba sampai ke Paris kembali lagi ke Pulau Jawa tempat bersemayamnya dahulu kala Kerajaan Majapahit dan Mataram. Inilah Segitiga Keramat yang kadangkala orang salah mengartikan dengan Segitiga Bermuda. Dimana kesaktiannya Segitiga Keramat ini menjurus sampai ke Amerika Latin Cuba. Cuba adalah pintu masuknya Amerika Utara dan Amerika Selatan .

Disebelah Cuba ada Pulau yang bernama Guadalupe yaitu sebuah pulau Koloni Perancis dimana terdapat sebuah gunung bernama La Sulffrier, gunung ini tali pusarnya (cordon omblical) di bawah bumi berhubungan langsung dengan Gunung Merapi di Pulau Jawa. Sampai sekarang Cuba terkenal sebagai pusat Revolusi Amerika Latin yang tak terkalahkan dan pernah menopang perlawanan Vietnam melawan Amerika pada era perang Vietnam yang menghancurkan tentara USA. Konsekwensinya Vietnam Utara dan Vietnam Selatan bersatu menjadi sebuah negara Vietnam merdeka.

Kalau kita berbicara tentang magicnya ( kekuatan gaib ) gunung Merapi, maka aura dan getarannya menjurus sampai ke Paris di Perancis. sehingga Paris terkenal sebagai Kota Revolusi sedunia. Kekuatan ini sebagaimana kita ketahui dalam sejarah Perancis, pernah meletuskan suatu Revolusi Perancis 14 Juli 1789. Kemudian kekuatan ini kembali ke Pulau Jawa, maka pada saat itu tanggal 17 Agustus 1945 terjadilah sebuah peledakan yang kita kenal dengan nama Revolusi Agustus 1945. Revolusi Indonesia ini bertujuan membentuk satu masyarakat adil dan makmur, tanpa penindasan manusia atas manusia, tanpa penindasan bangsa atas bangsa. Semuanya ini tertuang di dalam UUD 45 yang berdasarkan Pancasila.

Sebenarnya Kekuatan Revolusi Agustus 1945 ini tidak terlepas dari ajaran-ajaran Maha Patih Gajah Mada era Kerajaan Majapahit, yang tertera di dalam konsep-konsep dan hukum-hukum Hablummin Allah dan Hablu minannas (hubungan vertikal dan hubungan horizontal). Hablummin Allah adalah Dialektika Idealiasme Spiritual sedangkan Hablumminannas adalah Dialektika Materi, seperti yang diterangkan oleh almarhum Tan Malaka di dalam bukunya : "Madilog" yang antara lain : mewujudkan Kekuatan Ekonomi, Politik dan Sosial. Inilah dasar filosofis dari BIP 45 yang diterapkan dihorizon Barat dengan nama The Hollytriangle.

DI BAWAH INI TOKOH-TOKOH PENTING DI BIP 45 :

1. KOMANDO TERTINGGI
JENDERAL BRM.HARIO BUDIONO,MA (9999) ADALAH PELAKU SEJARAH, SAKSI SEJARAH TENTANG PERJALANAN ANGKATAN BERSENJATA REPUBLIK INDONESIA YANG MASIH HIDUP (Perintis dan Pendiri Polisi Militer, Intelijen Negara, Lembaga Sandi, RPKAD yang sekarang bernama KOPPASUS. Beliau Perwira Tinggi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia.Komandan Pasukan Samber Nyawa Beliau bersama Bung Karno mendirikan BIP 45 yang dulu dikenal dengan nama Pasukan Gajah Kencana dalam Kepres RI I tentang Doktrin Perjuangan. Beliau adalah Komandan Strategi Militer dan Intelijen Nasional Internasional.)


2.KOMANDO PERTAHANAN.
ADITYO BM HANAFI ADALAH TOKOH PENTING SEBAGAI PELAKU SEJARAH DAN SAKSI SEJARAH TENTANG SEBUAH PERJALANAN KEKUATAN INDONESIA DI MATA DUNIA (Tokoh International dikenal sebagai Grand Master Pembina Mental dan spiritual, dengan penggemblengan fisik Pencak Silat Harimau yang dikenal dengan Jungle Fighting ( Silat Pertempuran )
http://www.blacktrianglesilat.com
http://www.letrianglesacre.co.nr

3. PERWAKILAN UNITED NATIONS
JENDERAL KING ALLEN NEOH ADALAH RAJA BORNEO UTARA, SULU MINDANAO YANG DIAKUI UNITED NATIONS, SEBAGAI OWNER DINASTY KERAJAAN MONGOLIA KHUBILAI KHAN ( LIHAT DI ATAS VIDEO DEKLARASI KING ALLEN NEOH )


Kontak Kami :
Email : bip45international@gmail.com
LINK : www.bip45international.tk


No : 0100/SD/BIP45/III/09
Lampiran : …..
Sifat : Urgent
Hal : Surat Darurat

Kepada Yth :
Bapak KAPOLRI
Di tempat

Dengan Hormat,

BIP 45 ( Badan Intelijen Pejuang 1945 ) sudah mencermati secara seksama bahwa : Negara dalam Status darurat . Situasi dan Kondisi Bangsa Indonesia, terutama rakyat kecil sudah semakin menderita , musuh atau lawan kita tidak terlihat bagaikan Siluman. Para pemimpin negeri ini sudah tidak bisa diharapkan lagi.

Pada kenyataannya Perekonomian, Ideologi, Hukum, dan segala aspek kehidupan sudah dikuasai secara total oleh Siluman ( Kapitalis / Komunis ) dengan berjubah Konglomerat.

Pengamatan kami, bahwa strategi yang mereka terapkan adalah sebagai berikut :
1. Strategi Adu - Domba , Perang antara Pemerintah dengan Rakyat, contoh :
Masalah Tanah Adat / Pribumi yang terjadi di banyak Daerah di seluruh Indonesia , kita ambil contoh : di Kalimantan . Oknum Aparat Kepolisian sebagai Penegak hukum dan Panutan Rakyat justru bentrok fisik dengan pribumi sebagai pemilik tanah adat, tentunya yang jatuh korban adalah rakyat yang tidak berdosa, karena mempertahankan Hak Miliknya diambil paksa oleh Konglomerat dengan memperalat Oknum-oknum Aparat Kepolisian. Mereka mengambil tanah dengan dalih pembangunan untuk kepentingan rakyat , padahal untuk mencari keuntungan pribadi. Ironisnya Oknum Aparat justru berpihak kepada kelompok Konglomerat, seharusnya melindungi rakyatnya yang tertindas.

2. Sistem Perbankan yang berpihak kepada Pemodal Besar yang dikuasai oleh Konglomerat ( Kelompok / Antek-antek Kapitalis/ Komunis ), sehingga Pemodal Kecil yang dipegang oleh pribumi tidak mampu memutar uangnya di pasar global, akibatnya sudah jatuh ketimpa tangga, utang di Bank menumpuk , lalu penjualan kalah bersaing dengan kapitalis, akhirnya rugi dua kali. Jadi untuk meminjam yang lebih besar pun sudah tidak sanggup lagi di Bank. Disinilah taktik dan strategi Kapitalis telah berhasil di bidang perekonomian. Pihak Bank tidak lagi percaya dengan pengusaha pribumi, sebab memang discenariokan untuk melemahkan kekuatan pengusaha pribumi.

3. Sistem Politik dengan menggunakan Politik Uang, sampai pada persoalan Pemilu telah dijadikan ladang / obyek untuk membentuk Kekuatan Baru, dengan sasaran para Calon-Calon Legislatif dan Calon-Calon Presiden, discenariokan untuk memenangkan Pemilu atau Pilpres dari Kelompok atau Partai yang dibacking oleh Konglomerat. Sehingga bila partai atau kelompok ini menang , maka akan menjadi Bonekanya Konglomerat / Kapitalis.

4. Sistem Hukum, dalam penerapannya selalu rakyat kecil yang menjadi korban : “ Yang Salah Jadi Benar “ “ Yang Benar Jadi Salah “ Hukum dijadikan ladang bisnis yang menggiurkan. Tergantung Modalnya . Kemudian bukan rahasia umum lagi istilah : “ Salah Tangkap “ dari Oknum - oknum yang tidak bertanggungjawab, lagi-lagi rakyat kecil jadi korban, ini sering sekali terjadi ,. Apakah ini sengaja , apa tidak sengaja ?? Apa masih kurang ilmu untuk mengamati kejahatan atau kurang canggih ??. Memang banyak Oknum-oknum yang sekedar mencari keuntungan pribadi dengan tega mengorbankan rakyatnya sendiri, yang seharusnya dilindungi dan dijaga.

5. Sistem Ideologi Negara, yaitu Pancasila dan UUD 45 sudah diamandemenkan oleh pihak mereka dengan menggunakan tangan pemimpin -pemimpin kita yang ada di MPR/DPR.

6. Dan masih banyak lagi aspek kehidupan yang dikuasai oleh Konglomerat/Kapitalis/Komunis.

BIP 45 memiliki data-data kejahatan KOnglomerat /Kapitalis/ Komunis secara lengkap. Kami berharap Pihak Kepolisian dan Kejaksaan bekerjasama dengan Kami, untuk memerangi musuh atau lawan atau penjajah yang tidak kelihatan tersebut.

BIP 45 sudah melakukan langkah atau upaya-upaya nyata dengan menghubungkan Kekuatan-Kekuatan Internasional melalui Email, yang pada intinya , bahwa Kami mewakili Indonesia, menyatakan diri sebagai : Kekuatan Lama yang sudah ada sejak jaman perjuangan 1945 yang masih bertahan sampai sekarang , dan masih terus berjuang dibelakang Kekuatan TNI dan POLRI.

Adapun email kami yang sudah terkirim adalah sebagai berikut :
1. UN ( United Nations ) PBB ( Perserikatan Bangsa-Bangsa )
2. Mahkamah Internasional ( International Justice Council )
3. Dewan Kemanan PBB
4. World Bank
5. White House ( Prediden USA Obama
6. Pentaghon ( Mabes TNI USA )
7. MOSSAD ( Intelligence Israel )
8. CIA ( Intelligence USA )
9. KGB ( Intelligence Rusia )
10. IDB ( Islamic Development Bank )
11. ADB ( Asian Development Bank )
12. UBS ( Union Bank Switzerland )

Alasan kami ( BIP 45 ) menghubungi Pihak Internasional karena BIP 45 mempunyai sejarah yang tidak terpisahkan oleh mereka, yaitu :
BIP 45 merupakan dasar perjuangan Intelektual Bangsa Indonesia, yang pendirinya adalah Presiden RI I Soekarno yang kemudian tampuk pimpinan diserahkan kepada BRM. Hario Budiono, MA sebagai Lembaga yang terrahasia diatas rahasia. Karena Bung Karno menghendaki BIP 45 adalah Kekuatan yang akan meneruskan perjuangan Beliau untuk menguasai Dunia.

Waktunya sudah tepat disaat Indonesia sedang mengalami Krisis yang berkepanjangan dan Indonesia diambang kehancuran, BIP 45 dan Task Force International mulai muncul sebagai Kekuatan yang dapat menandingi mereka. Pertanyaannya Kenapa BIP 45 berani menyatakan diri sebagai Kekuatan yang dapat menandingi mereka , karena :

Berdasarkan sejarah bahwa BIP 45 dibawah pimpinan BRM Hario Budiono, MA ditunjuk untuk menyimpan rahasia Kekuatan Bung Karno atau Bangsa Indonesia. Kekuatan itu adalah : Ketika Negara Kesatuan Republik Indonesia dibawah Pimpinan Soekarno disegani dan ditakuti oleh Negara-negara Super Power , seperti : Belanda, Inggris, Amerika, Jepang dan Negara-negara anggota PBB lainnya. Alasannya Kenapa Negara Indonesia disegani dan ditakuti oleh mereka , menurut sejarahnya

De Javasche Bank (DJB) merupakan bank sentral di jaman pemerintah kolonial Belanda di Jakarta , yang kemudian berubah menjadi Bank Indonesia. Di Bank Sentral ini adalah tempat penyimpanan Emas Batangan milik Raja-Raja di Jawa, sudah banyak kekayaan harta nenek moyang kita dirampas oleh VOC secara paksa, diangkut ke Belanda. Setelah Belanda kalah perang dengan Jerman, kini giliran Nazi membawa kekayaan itu ke negaranya. Tetapi, pada Perang Dunia II,ternyata Jerman kalah perang dengan Amerika, maka diangkutlah harta itu ke Amerika, dijadikan modal untuk mendirikan The FED.

Pada era Bung Karno selaku Presiden RI telah melakukan perundingan dengan petinggi-petinggi Amerika dan Eropa. Kesepakatan itu dinamai “The Green Hilton Agreement” tahun 1961, akhirnya Bung Karno berhasil mendapatkan pengakuan bahwa harta itu memang berasal dari bangsa Indonesia, tetapi mereka mengabaikan kewajiban untuk mengembalikannya. Sebab mereka beranggapan bahwa harta itu merupakan harta pampasan perang.

Maka tercatatlah nama Bung Karno sebagai salah seorang nama yang berhak mencairkan dana HERITAGE FOUNDATION dengan bersama pembesar dunia lainnya. Sebelum Bung Karno meninggal, Beliau belum sempat memberikan mandat kepada siapun untuk mencairkan Dana Abadi Ummat Manusia itu, sebab hal itu mesti atas persetujuan Yang Mulia Sri Puas di Vatikan. Tetapi Bung Karno sempat memberikan isyarat kepada lembaga otoritas keuangan dunia, bila dirinya meninggal, maka Beliau memberikan ciri-ciri dan tanda khusus orang yang Beliau percaya untuk pencairan dana abadi tersebut.
Harta amanat tersebut berlaku selama 400 tahun dan tidak bisa diganggu gugat oleh siapapun, termasuk oleh Amerika sendiri. Bahkan kantor pajak pun tidak bisa menjamah special account di FED tersebut. Inilah salah satu bukti bahwa Indonesia yang diwakili oleh Bung Karno, telah membuka mata dunia bahwa Indonesia adalah negara yang patut disegani.

Tetapi dasar mereka adalah berjiwa Kapitalis / Komunis berbagai cara untuk mencari keuntungan, tidak mau dirugikan, maka mereka sepakat bersekutu untuk menghancurkan Indonesia melalui Kehancuran Bung Karno. Mulailah Bung Karno dijatuhkan Martabatnya di depan bangsanya sendiri, kedua dikuasai Orang-orang penting Indonesia, ketiga Diadu Domba antara rakyat dengan pemerintah, keempat seluruh aspek ekonomi, ideology, social, budaya, politik, hukum , pertahan dan keamnan dilumpuhkan atau dikuasai. Kelima dihancurkannya generasi muda dengan berbagai cara mulai dari narkoba, nilai - nilai budaya dan identitas bangsa dihilangkan sampai dihilangkannya sejarah yang sebenarnya. Sehingga kini bangsa dan Negara Indonesia diambang kehancuran.

Pada saat ini, mereka Kelompok Kapitalis / Komunis yang berjubah Konglomerat tersebut , telah berhasil menerapkan strateginya. Tetapi mereka tidak tahu Kekuatannya Bung Karno masih tersimpan rapih dan siap menghancurkan mereka Cuma dengan “Membalikkan Tangan Saja” , pasti mereka hancur, sebab MOU tersebut masih tersimpan rapih di BIP 45 sewaktu-waktu akan dihancurkan. Sudah saatnya Bangsa dan Negara Indonesia mengendalikan dan menguasai dunia melalui BIP 45 dan Task Force Internasional.

Kami mengajak semua pihak terutama pihak Kepolisian dan Kejaksaan sebagai Penegak Hukum yang langsung berhubungan dengan rakyat. Dan dalam rangka menghilangka Image “ Citra Kepolisan dan Kejaksaan sudah Luntur, masyarakat sudah tidak percaya dan merasa tidak nyaman atau ketakutan, dan tidak terlindungi oleh kehadiran Oknum-oknum Kepolisian dan Kejaksaan. Marilah kita bersama-sama memberantas dan menegakkan Kebenaran sejati dengan cara : Revolusi Kesadaran tidak perlu lagi pertumpahan darah, karena musuh atau lawan kita tidak kelihatan, kita harus menggunakan system dan strategi Kesadaran.

Kami menghimbau kepada Kepolisian , TNI , Kejaksaan dan pihka-pihak yang terkait untuk membantu kelancaran Petugas-petugas BIP 45 didalam menjalankan tugasnya. Kemudian bila di lapangan ada isu BIP 45 dianggap buruk , maka jangan langsung terpengaruh, karena banyak pihak-pihak tertentu yang tidak mau ada kehadiran BIP 45.

Yang perlu Kepolisian , TNI, Kejaksaan dan yang terkait harus dapat mengetahui CIri-ciri BIP 45 yang benar , yaitu :

1. Logo bergambar burung Garuda menghadap Kedepan ditengahnya bertuliskan BIP 45 dan diatasnya ada gambar Trisula.

2. Teksnya : Badan Intelijen Pejuang 1945 disingkat BIP 45 menggunakan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) , kemudian Istilah BIP 45 selalu disertai dengan tulisan “ Lembaga Sandi Negara “.

3. Pimpinan Tertinggi yaitu BRM. Hario Budiono, MA, Beliau adalah Pendiri Polisi Militer, Komandan Pasukan Samber Nyawa, Pendiri Lembaga Sandi Negara, Pendiri RPKAD yang sekarang KOPPASUS, Pendiri Palapa Sakti Nusantara, dan Pendiri BIP 45. Beliau selalu berjuang dari jaman penjajahan Belanda dan Jepang dampai sekarang malawan Siluman / Kapitalis/ Komunis. Beliau mempunyai Jaringan Internasional : KGB, Mossad, CIA , Pentaghon

2. Komando Pertahanan :
Adityo BM Hanafi adalah Tokoh International dikenal sebagai Grand Master Pembina Mental dan spiritual, dengan penggemblengan fisik Pencak Silat Harimau yang dikenal dengan Jungle Fighting ( Silat Pertempuran )
http://www.blacktrianglesilat.com
http://www.letrianglesacre.co.nr

Ketiga Tokoh Sentral ini disebut sebagai TRI TUNGGAL BIP 45 , yaitu ;
1. BRM Hario Budiono, MA khusus menangani : Aspek Militer : Pertahanan dan Keamanan, Intelijen Tingkat Tinggi, Penegakkan Hukum.

2. Adityo BM Hanafi khusus menangani : Aspek Pembinaan Mental / Spiritual, dan Aspek Kehidupan Berbangsa dan Bernegara

Demikianlah Ciri-ciri BIP 45 yang benar, selanjutnya kami mengharapkan kerjasama nya untuk kita berjuang menegakkan kebenaran sejati di muka bumi ini.

Sebelum dan sesudahnya kami haturkan teima kasih atas perhatiannya.

Jakarta , 21 Maret 2009,
Pemimpin Tertinggi BIP 45



( BRM Hario Budiono, MA


Tembusan :
· Presiden RI
· Panglima TNI
MENHAN
· KASAD/KASAU/KASAL
· KAPOLRI
· Kejaksaan Agung
· Mahkamah Agung
KESAKSIAN Soekardjo Wilardjito TENTANG SUPERSEMAR
Dinihari, tanggal 11 Maret 1966 merupakan saat-saat yang menggetarkan bagi Soekardjo Wilardjito. Waktu itu ia menyaksikan sendiri satu sekuel sejarah kelam bangsa ini. Empat jenderal mendadak mengunjungi Istana Bogor, mereka adalah Jenderal M. Yusuf, Amir Machmud, Basoeki Rachmat, dan M. Panggabean. Mereka meminta Presiden Sukarno untuk menandatangani sebuah surat yang sangat penting.
Dalam memoarnya ia menulis: Hanya mengenakan baju piyama, Bung Karno menemui keempat jenderal tersebut. Lantas Jenderal M. Yusuf menyodorkan sebuah surat dalam map warna merah jambu. Setelah membaca surat tersebut, dengan nada terkejut, Bung Karno spontan berkata: “Lho, diktumnya kok diktum militer, bukan diktum kepresidenan! “
Mendengar kata Presiden seperti itu, secara refleks aku yang berada di ruangan tersebut tak kalah terkejutnya. Surat itu tidak terdapat lambang Garuda Pancasila dan Kop surat tersebut bukan berbunyi Presiden Republik Indonesia, melainkan kop di kiri atas, Markas Besar Angkatan Darat (Mabad). “Untuk merubah, waktunya sudah sangat sempit. Tanda tangani sajalah, Paduka. Bismillah,” sahut Basoeki Rachmat, yang diikuti oleh M. Panggabean mencabut pisol FN 46 dari sarungnya.
Secepat kilat aku juga mencabut pistol. “Jangan! Jangan! Ya sudah kalau mandat ini harus kutandatangani, tetapi nanti kalau masyarakat sudah aman dan tertib, supaya mandat ini dikmbalikan kepadaku” Keempat jenderal itu lantas mengundurkan diri. “Mungkin aku akan meninggalkan istana, hati-hatilah engkau,” kata Bung Karno kepadaku.Dan benar itu menjadi malam terakhirku berjumpa dengan Bung Karno.

PENGGULINGAN BUNG KARNO : PENGKHIANATAN TERHADAP RAKYAT
Itulah, Bung Karno! Karenanya, orang-orang yang anti Bung Karno (waktu itu, dan juga sekarang) tidak bisa menyerang Bung Karno dengan tuduhan bahwa ia membohongi rakyat, atau menindas rakyat, atau merugikan kepentingan rakyat.
Bung Karno tidak bisa diserang dengan dalih bahwa apa yang ia ucapkan adalah berbeda dengan apa yang ia laksanakan. Justru sebaliknya, ia diserang justru karena ia menyuarakan hati nurani rakyat. Ia dimusuhi karena ia bersatu dengan rakyat. Oleh karena itu, penggulingan Bung Karno oleh para pendiri Orde Batu/GOLKAR adalah sesungguhnya pengkhianatan terhadap Amanat Penderitaan Rakyat.

Pengalaman selama Orde Baru lebih dari 32 tahun, yang akibat-akibatnya masih bisa disaksikan sampai sekarang, adalah buktinya. Dewasa ini diperkirakan ada 40 juta orang yang menganggur dan setengah menganggur, tetapi sebaliknya lapisan-lapisan tertentu masyarakat hidup dalam kemewahan yang asalnya adalah dari cara-cara yang haram atau tidak bermoral.

Selama puluhan tahun selalu digembar-gemborkan bahwa Orde Baru adalah “orde pembangunan”. Adalah kenyataan yang sama-sama kita saksikan dewasa ini bahwa Orde Baru/GOLKAR adalah justru orde perusakan secara besar-besaran : semangat revolusioner bangsa sudah dipadamkan, nasionalisme patriotik mengalami erosi besar-besaran, jiwa gotong-royong dimandulkan, persatuan antar-suku diporak-porandakan, kerukunan antar-agama dirusak.

Supaya lebih jelas bahwa penggulingan Bung Karno adalah pengkhianatan terhadap Amanat Penderitaan Rakyat bisa juga kita lihat dari segi-segi yang lain, antara lain : banyak para “elite” yang bicara lantang atas nama rakyat dan demi rakyat tetapi sekaligus juga mencuri kekayaan negara secara besar-besaran.

Pelaku-pelaku berat di bidang kejahatan kriminal, kejahatan politik, kejahatan ekonomi kelas kakap, dan kejahatan kemanusiaan masih bebas lenggang-kangkung saja, karena mereka bisa “membeli” aparat-aparat negara.

Para pejabat pemerintah dan para politisi (termasuk sebagian besar para pimpinan partai dan anggota “dewan perwakilan rakyat”) sudah mempersetankan missi mereka sebagai pengabdi kepentingan rakyat. Kejujuran sudah menjadi sifat yang langka. Ringkasnya, kehidupan moral sudah mengalami pembusukan secara besar-besaran.


PERJALANAN JENDERAL TNI AM HANAFI
Gagalnya Konperensi AA di Aljazair dan Konperensi Tricontinental
di Havana- 1 Januari 1966
Pada hari ketiga setelah saya tiba di Jakarta, Presiden Sukarnomeminta saya turut menghadiri penyusunan Delegasi Indonesia untuk menghadiri Konperensi Organisasi Setiakawan Asia-Afrika dan Amerika Latin, disingkat AAA yang akan berlangsung pada 2 Januari 1966. Ini sesuai dengan harapan Fidel Castro dalam pesannya kepada saya agar disampaikan kepada Bung Karno, hal mana memang telah saya kemakakan kepada Presiden dalam sidang bersama para Deputies.

Turut serta hadir, selain anggota delegasi yang akan diberangkatkan, Ibu Utami Suryadarma, bekas Panitia KIAPMA (Konperensi Internasional Anti Pangkalan Militer Asing), yang telah berlangsung beberapa waktu sebelum pertengahan tahun 1965. Delegasi itu terdiri dari lima orang diketuai oleh Brigjen Latief Hendraningrat, seorang tokoh historik yang mengerek naik Merah Putih di Pengangsaan Timur 56 pada Hari Proklamasi 17 Agustus1945. Saya tidak tahu persis, apakah empat orang delegasi lainnya,di luar Brigjen Latief Hendraningrat, akhirnya jadi atau tidak berangkat. Sebab, menurut laporan istri saya, Ibu Sukendah Hanafi, yang saya serahi tugas mewakili saya kalau saya sedang tidak ada di tempat itu yang bisa menghadiri Resepsi Penyambutan Konperensi AAA di kediaman Duta Besar, yang nampak hadir dari delegasi Indonesia hanya Pak Latief itu saja, sedangkan dari kalangan diplomatik dan Pemerintah Kuba ada yang hadir. Resepsi itu dibintangi oleh Senora Vilma Espin, isteri Menteri Pertahanan Raul
Castro, adik kandung Commandante Fidel Castro.
Lama kemudian baru saya ketahui, bahwa keempat orang Delegasi lainnya itu dilarang berangkat oleh elemen tentara Soeharto yang hari demi hari memperketat kekuasaan de factonya, sekalipun delegasi tersebut diperintah oleh Presiden. Hanya Brigjen Latief Hendraningrat, mungkin karena ketokohannya yang historik itu bisa pergi, dan yang lainnya nyangkut di lapangan udara Kemayoran.

Bagaimana dengan saya sendiri? Saya terpaksa tidak bisa menghadiri Konperensi Tricontinental itu, walaupun Fidel Castro telah sangat mengharapkan. Presiden Sukarno tegas mengatakan agar saya jangan pulang ke Kuba dulu, karena saya masih sangat diperlukan di Jakarta. Maka saya minta beliau menjelaskan hal itu tertulis, demi terpeliharanya secara baik hubungan diplomatik antara kedua negara, Indonesia dan Kuba. Beliau membuat surat tersebut dengan tulisannya sendiri, di hadapan saya.Tentu saja, beliau tidak lupa menyatakan terima kasih atas surat pribadi Fidel Castro yang telah diterimanya dengan rasa persahabatan yang sedalam-dalamnya,seraya m enerangkan bahwa saya buat sementara masih sangat diperlukannya di Jakarta. Dan beliau sangat menyesalkan sekali saya tidak dapat turut serta menghadiri Konperensi Tricontinental yang bersejarah itu, namun telah mengutus Delegasi Indonesia untuk
turut menyertai Konperensi tersebut, diketuai Brigjen Latief Hendraningrat, seorang revolusioner pula.
Surat Presiden itu harus dapat diterimakan kepada Commandante Fidel Castro sebelum 1Januari 1966. Karena itu saya tidak bisa turut mengurus keberangkatan Delegasi tersebut. Saya tergesa-gesa pergi ke Tokyo, mengirim anak saya, mahasiswa Dias Hanggayudha, ke Havana untuk membawa surat penting itu kepada ibunya, agar diserahkan kepada orang penting revolusioner, yaitu Senora Silya Sanchez, Sekretaris Fidel Castro sejak masa gerilya, agar diserahkan langsung kepada Commandante.

Tetapi, apa mau dikata, situasi kami kaum Sukarnois, nasionalis revolusioner, sesudah peristiwa GESTAPU, semua serba salah, seperti peribahasa di Sumatra mengatakan “sudah jatuh ditimpa tangga pula”. Sialan! Ternyata kemudian Brigjen Latief Hendraningrat tidak berhasil untuk diterima hadir dalam Konperensi Tricontinental itu, diblokir oleh Panitia Konperensi, sebab telah datang pula berbareng dengan orang-orang PKI dari Peking dan dari Mesir yang menyatakan diri mereka sebagai Delegasi Indonesia.
Commandante Fidel Castro mengharapkan saya datang dengan Delegasi, tapi justru saya pun tidak datang kembali. Buat Kuba semua itu mengesankan bagaimana kacaunya keadaan dan situasi Indonesia di bawah Presiden Sukarno ketika itu. Kuba mendapat laporan-laporan yang tidak obyektif. Di dalam koran Juventud Rebelde dan di dalam koran Granma (koran Partai Komunis Kuba) termuatlah pemberitaan yang mendiskreditkan Presiden Sukarno, yang antara lain menyatakan: “nanti di atas makamnya haruslah ditulis: di sini telah dimakamkan seorang
Pemimpin yang tidak bisa menghargai kepercayaan rakyat yang diberikan kepadanya” … Sayang, saya tidak punya lagi koran-koran tersebut, dan demi akurasi, baik dicari lagi koran-koran tersebut,nanti.
Mohamad Hatta sebagai Sekretaris I KBRI Havana tidak pula mengajukan protes kepada Kemlu Kuba atas pemberitaan tersebut, walaupun sudah didesak oleh isteri Dubes.Berhubung dengan hal itu maka saya buru-buru lagi pulang ke Kuba pada tanggal 21 Januari 1966. Hal ini akan saya singgung kembali dalam bagian berikut nanti. Brigjen Latief Hendraningrat sebagai Delegasi resmi dari Indonesia hanya sempat menghadiri Resepsi Penyambutan Konperensi Tricontinental di rumah kediaman Duta Besar yang diselenggarakan oleh Sukendah bersama-sama Staf KBRI. Resepsi yang mendapat perhatian begitu besar dihadiri oleh semoa corps diplomatik dan dihadiri oleh Menteri Perdagangan Kuba serta Senora Vilma Espin, isteri Menteri Pertahanan Commandante Raul Castro. Di situ juga digelarkan tari-tari kesenian Indonesia oleh pemuda dan pemudiKu ba yang dipimpin oleh anak-anak saya Nurdjaja dan Damayanti.

Sesudah itu, Brigjen Latief Hendraningrat pulang ke Indonesia tanpa sempat berpamitan dahulu kepada istri saya Sukendah (Latief sekeluarga adalah tetangga sebelah-menyebelah rumah kami di zaman Jepang). Dia yang mewakili saya sebagai Dubes membela posisi pemerintah R.I. di masa menghadapi sidang Tricontinental di Havana. Semuanya sudah jadi kacau, gara-gara sikap kekiri-kirian perseorangan tokoh-tokoh komunis yang datang dari Peking dan Mesir itu. Sehingga Kuba tanpa ragu-ragu (sebagai setiakawannya yang revolusioner?) menempatkan artikel di suratkabar Juventud Rebelde dan Granma, tulisan yang mau mendiskreditkan Presiden Sukarno. Apakah mereka tidak menginsafi bahwa tindak-tanduknya yang memusuhi Presiden Sukarno (sebab kecewa?) itu bisa ditarik garis-lurus dengan statement Dewan Revolusi Kolonel Untung? Subyektivisme macam inilah yang menghancurkan PKI dan menjatohkan Presiden Sukarno. Selama zaman Jepang dan di zaman revolusi 1945 yang melindungi tokoh-tokoh PKI (Amir Sjarifuddin, Wikana dan lain-lain) bukan Musso atau Alimin, apalagi bukan Aidit, mereka pada bergantungan pada ujung bajunya Sukarno.
Tetapi sekarang, setelah PKl “kesandung batunya” sendiri, mereka “bangkit-napsu” karena Sukarno tidak membantu lagi. Kalau saya, saya akan tahu, di mana dan kapan harus menggunakan sikap “right or wrong - my country”. Kalau negeri saya “brengsek” itu urusan saya ke dalam negeri dulu. Mengapa harus membuat “tanggung-renteng” setiakawan revolusioner atas sesuatu perbuatan yang tidak ada dalam kamus revolusi, yang mengharamkan putsch itu. Di atas ladang subyektivisme PKI itulah tumbuh benih diktator Soeharto. Para tokoh-tokoh bekas PKI bertanggungjawab harus membikin clear masalah bencana nasional ini, sehingga generasi muda tidak hanya tertarik dari jauh oleh cantiknya mawar merah, tapi tak tahu banyak durinya yang tajam dan berbisa!

Berbicara mengenai Konperensi Tricontinental, tak bisa terlepas dari masalah lingkaran pertentangan dua pola dunia: kapitalisme dan sosialisme, kubu USA versus kubu Uni Sovyet dan kubu RRC. Sudah sejak tahun 1960, Uni Sovyet dan RRC tidaklah merupakan satu kubu bersama-sama yang bersatu lagi. Kubu sosialisme Uni Sovyet di bawah pimpinan Khrushchev sejak lahirnya berorientasi baru yang disebut ‘peaceful coexistence” di tengah-tengah situasi internasional yang sedang terlibat Perang Dingin. Khrushchev melansir politik peaceful coexistence dengan maksud mengcontain RRT yang menempuh garis “arm struggle” untuk menghadapi imperalisme dan membebaskan negeri-negeri yang masih terjajah.

Oleh karena itulah perpecahan kubu sosialis itu, sejak dari situ sudah mengacu pada kebangkrutan strategi dalam menghadapi USA. Sovyet Uni ternyata di pihak yang kalah, walaupun sosialisme sebagai cita-cita sulit dihancurkan atau dimusnahkan dari bumi manusia ini.
Namun realitas perkembangan dunia menyatakan USA mengungguliUni Sovyet dan RRC, paling-paling sampai ke permukaan abad ke XXI ini.Tentang Uni Sovyet, saya meminjam istilah Fidel Castro:“ia telah mengadakan bunuh diri”. RRC yang dulu mengutuk Khrushchev sebagai “penempuh restorasi kapitalisme”, tampaknya sekarang mengancik ke arah jalan itu juga.

Oleh sebab itu saya ingin bertanya, apakah pelajaran sejarah abad ke XX belum cukup keras, belum cukup jelas, belum cukup pedih bagi bangsa Indonesia untuk lebih kuat kembali tegak berdiri di atas kepribadiannya sendiri yang telah ditunjukkan oleh Bung Karno di dalam “Lahirnya Pancasila”. Tentu saja bukan secara munafik ala Orde Baru diktator Soeharto! Tiga tungku yang prinsipal dari Pancasila dan tujuan R.I.:
1) Berketuhanan yang Maha Esa,
2) SosioNasionalisme,
3) Sosio-demokrasi.
Menghilangkan salah-satu dari ketiga tungkunya itu, berarti: mengkhianati Pancasila. Di dalam
ilmu politik kontemporer, Pancasila itu disebutkan juga sama dengan Sosialisme Indonesia. Tentulah dipahami bahwa sosialisme itu bukan komunisme! Beberapa negara kapitalis di Eropa dengan sistem demokrasi liberal dan partai sosialisme bisa juga mencapai nilai-nilai sosialisme dalam taraf tertentu, yang spesifik, seperti Swedia, Prancis, Belanda dan lain-lain, walaupun tidaklah mungkin dalam arti “sama rata dan sama rasa”, namun rakyat pekerjanya mendapatkan haknya, yaitu jaminan sosial.

Sosialisme adalah satu cita-cita, satu ideal. Tuntutan hati nurani rakyat, disingkat TUHANURA. Ini adalah Matahari Abadi, yang menghayati sejarah. Panggilan sejarah itu adalah progres. Progres atau kemajuan masyarakat berbangsa itu adalah panggilan atau suruhan Tuhan! Selama masih ada kekolotan, kemiskinan dan penindasan oleh manusia atas manusia dan oleh bangsa atas bangsa-bangsa, cita-cita akan sosialisme itu akan memancar bersinar terus, laksanan Matahari Abadi yang takkan bisa ditutupi oleh tangan manusia siapa pun juga.

KonperensiAsia-Afrika ke-I, 18 April 1955 yang telah melahirkan Semangat Bandung itu tidak berhasil mencapai estafetnya yang ke II, oleh sebab tercegat atau disabot oleh kudeta Kolonel
Boumedienne di Aljazair yang menumbangkan Presiden Ben Bella, Juli 1965. Kolonel Boumedienne berhasil menunggangi kontradiksi Uni Sovyet-RRC. Kabarnya D.N. Aidit menjadi tersengat fantasinya oleh keberhasilan Boumedienne. Tapi lupa bahwa posisi Aljazair lain dari posisi Indonesia. Boumedienne, Kolonel tentara dari FLNA, sedangkan Aidit hanya Ketua PKI yang dicurigai tentara.

Maaf, ini tidak berarti saya setuju kudeta, kudeta dari kiri atau dari kanan akan saya tentang. Dapatlah dipahami, bahwa yang dapat menarik keuntungan dari kudeta Boumedienne yang mencegat berlangsungnya Konperensi AA ke-II itu, ialah Uni Sovyet dan USA. Ini bisa dimengerti kalau dihubungkan dengan analisa strategi global ketiga negara besar di dunia itu.

Sebenarnya, saya sudah merasakan firasat akan adanya bahaya yang mengancam Setiakawan AA. Ini akibat tidak diikutsertakannya Sovyet Uni sejak dari Konperensi AA ke-I di Bandung. Sementara`berjalannya persiapan Konperensi AA ke-II di Aljazair, dan KBRI Havana bersiap-siap pula untuk mengadakan perayaan penyambutan Konperensi AA ke-II di Aljazair tersebut, Dubes Mongolia, Sr. Gundiin Baga, mengunjungi saya di KBRI tiga atau empat kali.

Acaranya yang itu-itu juga, menanyakan apakah Jakarta sudah bersedia mengikutsertakan Uni Sovyet dalam Konperensi AA ke-II. Jelas, kudeta Boumedienne bukan hanya perebutan kekuasaan dalam negeri kontra Ben Bella semata-mata, tetapi juga karena akibat perebutan pengaruh antara Uni Sovyet dan RRC. Ketika saya jumpa Letkol Marsudi sebagai charge d’affair R.I. di Beirut, Libanon, saya dikabari bahwa dia menjumpai Kolonel Boumedienne di Sahara,
untuk mengabarkan sumbangan senjata R.I. kepada Aljazair sedang dilaksanakan melalui segi tiga R.I.- S.U.- Mesir. Untuk diketahui, memang sumbangan setiakawan Uni Sovyet dalam persenjataan yang dibutuhkan Indonesia, adalah yang terbesar, teristimewa dalam perjuangan untuk pembebasan Irian Barat. Tapi dalam Konperensi AA ke-II yang akan diadakan bulan Juli 1965, Uni Sovyet tidak diikutsertakan dan Indonesia tetap lebih condong ke RRT.

Maka dapatlah kiranya dilihat kembali, bahwa puncak kejayaan era Sukarno adalah Konperensi AA ke-I yang melahirkan Dasa Sila Semangat Bandung, di mana RRC memperoleh kesempatan historis keluar dari isolasi dan menancapkan panji-panji setiakawan revolusioner, teristimewa terhadap negeri-negeri Asia-Afrika. Tetapi, tetapi peristiwa kudeta Kolonel Boumedienne itu berarti pula dipalunya genderang serangan offensif Nekolim terhadap Indonesia, negeri-asalnya Setiakawan Asia-Afrika.

Kejadian itu sebenarnya adalah suatu prediksi atau lebih tepat peringatan yang harus ditanggapi oleh segenap elemen kubu sosialis, bahwa kubu kapitalis telah menancapkan panji-panji ofensifnya mulai dari kudeta Boumedienne di Aljazair itu. Tetapi nyatanya tidak terjadi, jalan dan caranya Sovyet Uni bertabrakan dengan jalan dan langgam kerjanya RRC. Menurut cerita D.N.Aidit pada saya, Mikoyan, tokoh Politbiro PKUS yang terpenting, ketika berkunjung ke Jakarta, datang ke kantor CC PKI di Kramat, dan mengancam bahwa PKI akan dihancurkan kalau terus-terusan menggandol ke Cina (RRC). Lalu saya bertanya: “Kau jawab apa?” “Yah, orang bertamu kok, Mikoyan itu orang penting, kan”.

Saya tidak tahu selanjutnya, apakah hal itu didiskusikan oleh CC PKI atau tidak, bukan urusan saya. Tapi bukan hanya selentingan lagi bahwa CC PKI itu juga pecah di dalam. Ternyata dari pledooi Sudisman di depan Mahmilub: Sudisman dan Nyoto di satu pihak, D.N.Aidit dan Sjam Kamaruzzaman di pihak lain. Saya mau simpulkan tanggapan saya akan arti penting bersejarah
dari Konperensi Tricontinental (AAA) itu, sebagai pancaran cemerlang sinarnya Setiakawan Revolusioner dari Asia-Afrika-Amerika Latin yang terakhir dalam siklus sejarah sementara ini.

Dan hal itu tidak terlepas dari putsch GESTAPU yang mengakibatkan jatuhnya Presiden Sukarno. Kemudian Kuba mercusuar Amerika Latin itu telah mengalami pukulan pula dari CIA /Amerika, dengan cemerlangnya keberhasilan CIA di Jakarta, ia menumbangkan pula Presiden Allende di Chili sampai mati dengan senjata A.K. di tangannya di istana Santiago. Maka membahanalah tampik-sorak kemenangan kaum anti-komunis di seluruh benua, sampai-sampai di Jakarta kaum non-komunis pun, bahkan yang tidak bisa baca ABC politik, apalagi marxisme, diceburkan mati ke laut dan ke sungai-sungai, di”Pulau-Buru”kan dan dipenjarakan tanpa proses belasan tahun.
Arthur Conte yang mempersunting Konperensi AA begitu indah dan menariknya, di dalam bukunya Ce Jour la: 18 Avril 1955: Bandung Tournant de l’Histoire (”Hari itu: 18 April 1955 Bandung,Titikbalik Sejarah”) hanya meninggalkan mimpi yang indah pada bangsa Inbenderang, bahwa hidup manusia di zaman sekarang berasal dari stratagem (siasat perang) Perang Dingin segi tiga: Amerika Serikat, Uni Sovyet, RRC itu tadi.Tetapi jangan pula lupa, bahwa Konperensi
AA, itu sendiri adalah manifestasi dari “produk” ketegangan segi tiga atau tiga pola kekuatan di dunia itu. Saling baku-hantam, kita terjepit.

Mau tidak mau saya teringat kepada Pidato Bung Karno di Sidang Umum PBB 1960, yang menawarkan filsafah Pancasila untuk Membangun Dunia Kembali. Pidato tersebut ingin saya lampirkan di dalam buku ini di dalam dua bahasa (Indonesia dan Inggris), setidak-tidaknya untuk menjadi dokumentasi yang bagi saya seperti Bung Karno menganggap Pancasila itu adalah een hogere optrekking, satu pengangkatan yang lebih tinggi dan lestari dari Manifesto Komunis dan Kapitalisme. Untuk mencapai dunia baru tanpa perang dan berkeadilan sosial, sama-sama kerja, sama-sama makan.
Apakah mungkin tercapai cita-cita itu? Mengapa tidak? Sebagai orang yang beragama Agama Islam, saya menjunjung Al Qur’an Ulkarim di dalam hatiku dengan keyakinanku dan tafsir yang dialektis. Bahwa Tuhan menjadikan ummatnya bergolong-golongan, berbangsa-bangsa agar saling-mengenal dengan baik, selanjutnya bahwa Tuhan tidak akan memperbaiki nasib sesuatu
bangsa, kalau bangsa itu sendiri tidak mau memperbaiki nasib bangsanya. Titik beratnya tergantung pada ada tidaknya kemauan.

Ada kemauan, pasti ada jalan. Barangkali seperti ungkapan yang mengatakan:”Bukan satu jalan menuju ke Roma”. Barangkali ada tujuh jalannya menuju ke Roma itu, yang terpenting sampainya, bukan jalannya, dan tentu saja bukan jalan pintas seperti GESTAPU atau Gestok itu! Dan pasti: bukan jalan dan caranya D.N.Aidit,apalagi bukan jalan dan caranya kudeta atau kapital dari negeri-negeri Barat, Amerika dan Eropa untuk pembangunan dalam zaman apa yang disebut era globalisasi, namun pasti bukan jalan dengan caranya Presiden Soeharto yang akibatnya sudah lebih mempertegang kembali pandangan rakyat Indonesia terhadap negara-negara penegak demokrasi (sekalipun demokrasi Barat) yang liberal itu.
KESAKSIAN Soekardjo Wilardjito TENTANG SUPERSEMAR
Dinihari, tanggal 11 Maret 1966 merupakan saat-saat yang menggetarkan bagi Soekardjo Wilardjito. Waktu itu ia menyaksikan sendiri satu sekuel sejarah kelam bangsa ini. Empat jenderal mendadak mengunjungi Istana Bogor, mereka adalah Jenderal M. Yusuf, Amir Machmud, Basoeki Rachmat, dan M. Panggabean. Mereka meminta Presiden Sukarno untuk menandatangani sebuah surat yang sangat penting.
Dalam memoarnya ia menulis: Hanya mengenakan baju piyama, Bung Karno menemui keempat jenderal tersebut. Lantas Jenderal M. Yusuf menyodorkan sebuah surat dalam map warna merah jambu. Setelah membaca surat tersebut, dengan nada terkejut, Bung Karno spontan berkata: “Lho, diktumnya kok diktum militer, bukan diktum kepresidenan! “
Mendengar kata Presiden seperti itu, secara refleks aku yang berada di ruangan tersebut tak kalah terkejutnya. Surat itu tidak terdapat lambang Garuda Pancasila dan Kop surat tersebut bukan berbunyi Presiden Republik Indonesia, melainkan kop di kiri atas, Markas Besar Angkatan Darat (Mabad). “Untuk merubah, waktunya sudah sangat sempit. Tanda tangani sajalah, Paduka. Bismillah,” sahut Basoeki Rachmat, yang diikuti oleh M. Panggabean mencabut pisol FN 46 dari sarungnya.
Secepat kilat aku juga mencabut pistol. “Jangan! Jangan! Ya sudah kalau mandat ini harus kutandatangani, tetapi nanti kalau masyarakat sudah aman dan tertib, supaya mandat ini dikmbalikan kepadaku” Keempat jenderal itu lantas mengundurkan diri. “Mungkin aku akan meninggalkan istana, hati-hatilah engkau,” kata Bung Karno kepadaku.Dan benar itu menjadi malam terakhirku berjumpa dengan Bung Karno.
PENGGULINGAN BUNG KARNO : PENGKHIANATAN TERHADAP RAKYAT
Itulah, Bung Karno! Karenanya, orang-orang yang anti Bung Karno (waktu itu, dan juga sekarang) tidak bisa menyerang Bung Karno dengan tuduhan bahwa ia membohongi rakyat, atau menindas rakyat, atau merugikan kepentingan rakyat.
Bung Karno tidak bisa diserang dengan dalih bahwa apa yang ia ucapkan adalah berbeda dengan apa yang ia laksanakan. Justru sebaliknya, ia diserang justru karena ia menyuarakan hati nurani rakyat. Ia dimusuhi karena ia bersatu dengan rakyat. Oleh karena itu, penggulingan Bung Karno oleh para pendiri Orde Batu/GOLKAR adalah sesungguhnya pengkhianatan terhadap Amanat Penderitaan Rakyat.
Pengalaman selama Orde Baru lebih dari 32 tahun, yang akibat-akibatnya masih bisa disaksikan sampai sekarang, adalah buktinya. Dewasa ini diperkirakan ada 40 juta orang yang menganggur dan setengah menganggur, tetapi sebaliknya lapisan-lapisan tertentu masyarakat hidup dalam kemewahan yang asalnya adalah dari cara-cara yang haram atau tidak bermoral.
Selama puluhan tahun selalu digembar-gemborkan bahwa Orde Baru adalah “orde pembangunan”. Adalah kenyataan yang sama-sama kita saksikan dewasa ini bahwa Orde Baru/GOLKAR adalah justru orde perusakan secara besar-besaran : semangat revolusioner bangsa sudah dipadamkan, nasionalisme patriotik mengalami erosi besar-besaran, jiwa gotong-royong dimandulkan, persatuan antar-suku diporak-porandakan, kerukunan antar-agama dirusak.
Supaya lebih jelas bahwa penggulingan Bung Karno adalah pengkhianatan terhadap Amanat Penderitaan Rakyat bisa juga kita lihat dari segi-segi yang lain, antara lain : banyak para “elite” yang bicara lantang atas nama rakyat dan demi rakyat tetapi sekaligus juga mencuri kekayaan negara secara besar-besaran.
Pelaku-pelaku berat di bidang kejahatan kriminal, kejahatan politik, kejahatan ekonomi kelas kakap, dan kejahatan kemanusiaan masih bebas lenggang-kangkung saja, karena mereka bisa “membeli” aparat-aparat negara.
Para pejabat pemerintah dan para politisi (termasuk sebagian besar para pimpinan partai dan anggota “dewan perwakilan rakyat”) sudah mempersetankan missi mereka sebagai pengabdi kepentingan rakyat. Kejujuran sudah menjadi sifat yang langka. Ringkasnya, kehidupan moral sudah mengalami pembusukan secara besar-besaran.

17 komentar:

  1. jadi pusing mna yg di sebut founding fathernya? mna yg benar bip 45 yg anda pimpin / BIP 45 yg dipimpin Munandar wijaya kusuma?

    BalasHapus
  2. kawan2 ini blog penggembosan nama besar MR. SOEKARNO alias PROF. DR. IR. KGPH. H.MUNANDAR WIJAYA KUSUMA, SH KHK. ini blog rekayasa dari orang2 HERU BUDIONO, ARNAULY,sekjenya si kumis tebal PRI, begundalnya adalah si sumardi, si Heru susilo yang sudah mampus mereka mengadopsi sejarah dari PROF. DR. IR. KGPH. H.MUNANDAR WIJAYA KUSUMA, SH KHK.
    mereka tidak punya bukti dan tidak pegang perdatanya, karena mereka barisan pasukan2 nakal yang desersi, yang berhianat, makanya mereka gak berani kasih tanggapan apapun, BASE CAMP mereka di bambu apus, cilangkap dalam sebuah gubuk itu rumah heru budiono yang berpose pake baret merah pegang tongkat, itu foto hasil edit photoshop, kerjaan si RANTASTIA NUR ALANGAN ahli spesialis photoshop, si budeg edan temenya si heru susilo yg sudah mampus..
    BIP 45 yang sah dan Legal cuma BIP 45 yang di pimpin oleh PROF. DR. IR. KGPH. H.MUNANDAR WIJAYA KUSUMA, SH KHK. dan tidak ada duanya di muka bumi.

    BalasHapus
  3. HEHEHE NGACO DEH LU, MEMEANG KETIGA TOKOH PENTING YANG ENTE MAKSUD SIAPA???
    BERAPA SIH UMURNYA SI
    1. HERU BUDIONO
    2. ADITYO
    3. HANAFI
    NGAKU2 PELAKU SEJARAH PULA, MEREKA ITU PENGANGGURAN BERAT GW TAU SEMUA KARTUNYA,
    MEMANG DI NEGARA KITA INI BIN ADA DUA??
    ELU KALAU MAU TIPU JANGAN BAWA2 PBB DEH INI INDONESIA BUNG, NEGARA HUKUM, DAN ADA YANG MENDIRIKAN, JADI ENTE UDAH WAKTUNYA BERTAUBAT, JANGAN2 ENTE BIANG TERORIS SELAMA INI, PENGHASUT DI DUNIA MAYA, PEMECAH BELAH SITUASI.
    PAKE KIRIM SURAT KE KAPOLRI SEGALA, MEMANG KAPOLRI BUDAKNYA HERU BUDIONO?

    BalasHapus
  4. payah... pada ngaku2 emang kalian bisa...?

    BalasHapus
  5. munandar wijayakusuma, ali kusno soewarno, wijaya kusuma, sutisna wijaya kusuma.. dan kusuma kusuma yang lain PEMBOHONG BESAR

    BalasHapus
  6. BIP Heru Budiono adalah BIP Palsu karena tidak mengetahui kebenaran sejarah, Visi dan Misi yang tidak jelas.

    BalasHapus
  7. Kami dari Aparat Hukum menghimbau : dari hasil temuan kami di lapangan, berdasarkan warga yang merasa dirugikan , diantaranya warga dari Subang, dan sekitarnya, Bandung, Tegal dll meluas ke wilayah Indonesia. Mereka melapor kepada kami bahwa Tindakan BIP 45 yang dipimpin Prof. Wijaja Koesuma alias Munandar Wijaya kusuma bersama para pengikutnya telah menipu dengan cara mengiming2 / janji2 kepada warga, mendapat dana dari harta amanah, ternyata ditunggu2 hingga bertahun2 dari tahun 2003 hingga kini tidak cair, warga sudah memberikan uang sebesar ratusan, ada yang membayar 1juta, bahkan sampai ada yang ratusan juta.Segala tindakan dan perbuatannya masuk tindak pidana Pasal 378 KUHP , Pasal 310 ayat (1) KUHP,Dan di dalam website ini kami mencermati bahwa semua pengikutnya berkomentar: mencemarkan nama baik AM. Hanafi, Adityo, Heru Budiono telah masuk dalam Pencemaran Nama Baik masuk 27 ayat (3) UU ITE mengacu pada KUHP, khususnya dalam BAB XVI tentang Penghinaan. Pasal 310 dan Pasal 311 KUHP. Maka dengan ini di website yang sebagian besar adalah pengikut BIP 45nya Wijaya Kusuma, harap menghubungi kami untuk memberikan alamat pribadi ke 08176038943. Kami mengharapkan warga yang menjadi korban hubungi telpon tsb.

    BalasHapus
  8. Hati2. dengan gerakan BIP 45 yang dipimpin oleh Prof. KGPH Wijaja Koesoemo alias Munandar Wijajakusumo, menurut informasi: Pengadilan Negeri (PN) Cibadak, Kab Sukabumi, pernah di sidang http://news.okezone.com/read/2007/08/02/1/37323/redirect

    BalasHapus
  9. AM Hanafi adalah Pejuang 45 yang gagah berani , salah satu Pendiri NKRI lihat di website http://sejarah.kompasiana.com/2012/08/09/konflik-menjelang-proklamasi-kemerdekaan-483922.html.Sejarahnya ada di Gedoeng Joeng Menteng 31

    BalasHapus
  10. Salam Rahayu dimana kah King Allen Berada karna Dynasti Ming tlah menantinya……
    Salam aset Nusantara
    whatsApp 081355601063 Fb:Eqhy Qhy

    BalasHapus
  11. Salam Rahayu dimana kah King Allen Berada karna Dynasti Ming tlah menantinya……
    Salam aset Nusantara
    whatsApp 081355601063 Fb:Eqhy Qhy

    BalasHapus
  12. Salam Rahayu dimana kah King Allen Berada karna Dynasti Ming tlah menantinya……
    Salam aset Nusantara
    whatsApp 081355601063 Fb:Eqhy Qhy

    BalasHapus
  13. Salam Rahayu dimana kah King Allen Berada karna Dynasti Ming tlah menantinya……
    Salam aset Nusantara
    whatsApp 081355601063 Fb:Eqhy Qhy

    BalasHapus
  14. Salam Rahayu dimana kah King Allen Berada karna Dynasti Ming tlah menantinya……
    Salam aset Nusantara
    whatsApp 081355601063 Fb:Eqhy Qhy

    BalasHapus
  15. Salam hangat dari Karaton Glagah Wangi, dan saya abdi dari Srisultan Suryo Alam Joyo Kusumo, yang mempunyai Panembahan / Penasehat Kesultanan Karaton Glagah Wangi, yaitu Profesor Doktor Ir KGPH H Munandar Wijaya Kusuma SH KHK, untuk lengkapnya dapat kunjungi Blog www.dampalcom-kendal.blogspot.com atau jika penasaran lihat videonya di youtube = srisultan suryo alam joyo kusumo. Apa maksud dari blog ini saya masih kurang jelas dan Keberadaan blog ini menggantung tidak jelas, termasuk yang mengunggah juga tidak jelas, MOHON DIPERBAIKI LINK NYA. kacauuuuuuuuuuuuuu.

    BalasHapus